Kamis, 03 September 2015

Guru Kini Bukan Guru, Tapi Pengajar Dangkal Wawasan



Guru Kini Bukan Guru, Tapi Pengajar Dangkal Wawasan

Tidak selamat hari guru Nasional. Masih rendahnya nilai kualitas-moral guru saat ini, kita sebenarnya tidak pantas memperingati hari Guru. Mayoritas dari guru kita yang ada di wadah formal pendidikan dasar, menengah dan atas, adalah guru yang memanfaatkan jabatan keguruannya hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Coba lihat gaya kehidupan para guru tetap sekarang ini (bukan guru honorer), mereka selalu menampakkan pola gaya hidup yang konsumtif dengan berbagai cara pamer pemilikan barang-barang mewah serta kendaraan. Terutama pada gaya kehidupan para Kepala Sekolah dan petinggi lainnya disekolah. Hal ini bisa terjadi karena pola rekrutmen yang terjadi pada setiap kepala dinas diberbagai daerah adalah didasarkan dengan transaksi uang untuk bisa menduduki jabatan tertentu yang basah di sekolah. Budaya main uang haram sudah sangat lama berjalan disetiap Dinas Pendidikan kita termasuk berbagai manipulasi lainnya.

Mahalnya Biaya Masuk PTN, Dimana Tanggung Jawab Pemerintah?



Mahalnya Biaya Masuk PTN, Dimana Tanggung Jawab Pemerintah?

(Potret Suram Pendidikan Akibat Pendiktean Liberalisasi)

DR. Yasir Ibrahim -LS DPP HTI

Pendahuluan
Berbagai model penerimaan mahasiswa baru di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia, terutama yang dulu berstatus badan hukum milik negara (BHMN), berubah menjadi BLU (Badan Layanan Umum) hampir sama cuma membedakan tata kelola keuangan separuh disetor ke pemerintah masuk kas negara dan separuh masuk ke kas Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Dengan BLU ini tetap biaya mahal sehingga keluhan berbagai kalangan lantaran sudah memberatkan mahasiswa karena biayanya sangat tinggi. Beragam nama pun muncul, mulai dari jalur umum, jalur khusus, jalur prestasi, jalur alih jenjang, dan sejumlah nama lainnya. Pada jalur umum saja dikabarkan biaya masuk bisa mencapai Rp 100 juta. Jumlah itu belum termasuk biaya operasional pendidikan (BOP) yang bervariasi. Bahkan tarif yang cukup mahal juga berlaku bagi calon mahasiswa yang menempuh jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK). Apalagi jalur khusus, yang biasa disebut “jalur tol”, mungkin biaya itu bisa lebih mahal lagi. Mahalnya biaya masuk dan kuliah di PTN dipandang beberapa pengelola perguruan tinggi sebagai upaya “subsidi silang” antara mahasiswa kaya dan miskin. Salah satu PTN yang dulu masuk BHMN menyebut biaya operasional per tahun sekitar Rp 1 triliun, sedangkan dana dari pemerintah hanya sekitar Rp 300 miliar. Kekurangannya, antara lain, ditutupi dari mahasiswa yang menempuh “jalur khusus” ini.

Asing Kuasai dan Rusak Potensi Indonesia


Asing Kuasai dan Rusak Potensi Indonesia


Adakah pihak asing dalam setiap investasinya di Indonesia atau mereka investasi dinegara lain bisa mendatangkan kemampuan yang sama atas investasi modal, teknologi serta marketing berjaring Internasional bagi sebuah Negara dimana mereka berinvestasi. Jawabannya tidak ada dan kalaupun ada Negara yang bisa maju kemampuan teknologinya, adalah kemampuan SDM individu warga Negara dari sebuah bangsa yang mampu memanfaatkan investasi asing tersebut pada negaranya dengan cara mencari sendiri serta memberi nilai tambah terhadap teknologi investasi asing itu. Kalimat serta persepakatan yang diumbarkan selama ini tentang “Alih teknologi, alih kemampuan, alih keterampilan” adalah omong kosong sebagai penyenang sementara.