Kamis, 03 September 2015

Asing Kuasai dan Rusak Potensi Indonesia


Asing Kuasai dan Rusak Potensi Indonesia


Adakah pihak asing dalam setiap investasinya di Indonesia atau mereka investasi dinegara lain bisa mendatangkan kemampuan yang sama atas investasi modal, teknologi serta marketing berjaring Internasional bagi sebuah Negara dimana mereka berinvestasi. Jawabannya tidak ada dan kalaupun ada Negara yang bisa maju kemampuan teknologinya, adalah kemampuan SDM individu warga Negara dari sebuah bangsa yang mampu memanfaatkan investasi asing tersebut pada negaranya dengan cara mencari sendiri serta memberi nilai tambah terhadap teknologi investasi asing itu. Kalimat serta persepakatan yang diumbarkan selama ini tentang “Alih teknologi, alih kemampuan, alih keterampilan” adalah omong kosong sebagai penyenang sementara.


Sudah berapa lama Indonesia mendapatkan informasi berbagai investasi yang bersifat nilai tambah, sudahkah kita mampu untuk merebut, membuat teknologinya secara mandiri ? selama sejak tahun 1970 hingga kini. Malah para investor asing tersebut masih saja berada di Indonesia dan pabriknya semakin besar jika tidak ada berbagai budaya demo buruh, bahkan mereka semangkin makmur dengan menguras bagian peluang devisa yang sebenarnya itu adalah haknya bangsa Indonesia.
Dari informasi diatas, bisa kita simpulkan, tidaklah mungkin sebuah teknologi asing bisa kita manfaatkan dengan cara mudah dalam predikat “alih teknologi” (itu bohong besar), kecuali anak bangsa Indonesia melakukan penelitian yang mendalam dan tentu melalui kemampuannya setelah mendapatkan pendidikan keterampilan dan pendidikan yang bisa mengantar anak bangsa Indonesia melakukan kemampuan penelitian secara ilmiah (Perguruan Tinggi).

Semua jenjang pendidikan Nasional Indonesia dari sejak SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi (PT) harus semata untuk melahirkan kemampuan terbukti, untuk mendatangkan manfaat bagi semua, untuk meraih kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Makna kalimat ini telah tertuang pula didalam pembukaan UUD 1945.

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa untuk memampukan sebuah bangsa agar bisa mandiri serta berswasembada dalam meningkatkan nilai tambah segala potensi mineral tambang, potensi daratan, potensi kelautan serta potensi udara dari sebuah bangsa dan Negara. Kebangkitan kemajuan sebuah bangsa adalah terukur dari tingginya kemampuan anak bangsa dalam mengaplikasikan penerapan ilmu pengetahuannya didalam bangsa itu sendiri. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berketerampilan dan berpendidikan tinggi, adalah asset bangsa.

Diantara bangsa-bangsa dan diantara berbagai Negara, terjadi persaingan peningkatan nilaitambah yang bertarung dalam efisiensi tertinggi serta pembentukan jaringan marketing yang menglobal dari sebuah nilai tambah dalam bentuk produk jadi yang massal. Oleh karena itu, berbagai Negara maju, dalam mendapatkan efisiensi tertinggi serta design yang presisi, sebuah produk bernilai tambah sudah dikerjakan dengan teknologi robotisasi disetiap pabrikasi mereka.

Mampukah Indonesia bersaing dengan beberapa Negara Kapitalis yang sudah memproduksi nilai tambahnya secara robotisasi dengan kita di Indonesia yang masih mengandalkan tangan manusia ? (Umpamanya). Kecuali kita juga menggunakan teknologi yang sama dengan mereka ditambah dengan kemampuan design lengkap yang lebih bagus tentunya. Sangat banyak potensi SDA yang direbut dan dieksploitasi hanya untuk kerakusan keuntungan investasi pihak asing sehingga anak bangsa tidak bisa berpeluang untuk menguasai dan memanfaatkan SDA sendiri. Apalagi ada strategi konspirasi asing secara halus yang memang menterpurukkan kemampuan SDM Indonesia melalui tangan-tangan para penentu kebijakan di Negara Indonesia sendiri. Pihak asing sangat sadar bahwa jika bangsa Indonesia memiliki kemampuan yang mandiri dan bisa mengolah SDA-nya sendiri, maka Indonesia akan menjadi Negara dan bangsa super power dunia. Bagi pihak asing hal ini ditakuti dan tidak boleh terjadi kedepan.

Penghancuran Sumber Daya Manusia Terdidik diantaranya :
1.Pendidikan di Ganggu dan Di mahalkan.
a. Pendidikan dasar, menengah, atas dimahalkan seperti yang pernah terjadi pada berjalannya secara salah RSBI (SBI) dahulu yang mengkastakan pendidikan kita, malah para petinggi sekolah senang karena mereka mendapatkan uang berlebihan dari komersialisasi pendidikan. Walaupun sekarang sudah dihilangkan pola SBI, akan tetapi pola budaya para guru dan kepala sekolah masih berjalan pengaruh budaya hedonis. Selanjutnya gonta-ganti kurikulum.
b. Pendidikan Tinggi kita dimahalkan dengan menjalankan konspirasi jahat membuat Perguruan Tinggi dengan UU-BHMN yaitu dengan menjadikan Pendidikan Tinggi sebagai Badan Hukum yang bersifat komersial sehingga para dosen dan guru besar kita ibarat  para pengusaha bergaya Kapitalis. Walaupun UU BHMN dibatalkan MK, perguruan tinggi masih saja menjalankan pola lama seperti masih berlakunya UU BHMN dan para petinggi Negara tidak memiliki perhatian terhadap hal ini.

2. Generasi Muda dirusak dengan Berbagai Kemaksiatan dan Narkoba.
a. Berbagai budaya berpola Barat dimasukkan kedalam budaya Pop Indonesia, terutama dibidang seni musik serta seni tari dan berbagai bentuk seni lainnya, berbagai media TV banyak dikuasai oleh pola pikir asing.
b. Berbagai tempat hiburan anak muda disemarakkan dengan berbagai Club malam dan café-café bernuasa maksiat (mendekati zinah) bergaya kebarat-baratan.
c. Berbagai bentuk pola maksiat di sebarkan secara meluas diberbagai daerah seperti Dangdutan maksiat, Candoleng-doleng di Makassar, Organ tunggal Maksiat bahkan sudah sangat populer pada kalangan masyarakat serta ditampilkan secara tidak malu didepan para anak-anak disat acara pernikahan dan keramaiaan masyarakat daerah.
d. Gabungan butir a. dan b. dijadikan sebagai ajang tempat penyebaran narkoba dan rokok. Selanjutnya adanya kesengajaan untuk pembiaran beredarnya dengan pesat berbagai jenis narkoba, walaupun BNN sampai kini ada, tetap saja tidak bisa diberantas sampai keakarnya permasalahan narkoba ini. Semua lembaga anti narkoba hanya sebagai anjing penggongong saja. Selalu terjadi hasil penyitaan barang tangkapan narkoba oleh oknum kepolisian ditukar dengan isi palsu dan dijual kembali kepada Bandar narkoba. Selanjutnya para keluarga korban narkoba dijadikan ATM pemerasan bagi kelompok oknum tertentu dan hal ini sudah sangat lama terjadi dan berulang-ulang.

3. Sistem Demokrasi di Mahalkan agar Terjadi Peningkatan Manipulasi.
a.  Mahalnya pelaksanaan Pemilu Indonesia adalah sebuah konspirasi yang selama ini tidak kita sadari telah berlangsung serta menguras energi Nasional yang mengarah kepada nilai yang lebih mahal lagi yaitu berupa berbagai konflik horizontal.
b. Mahalnya biaya demokrasi yang ditanggung setiap kontestan calon Presiden dan calon anggota Parlemen, akan berdampak kepada meningkatnya berbagai bentuk manipulasi korupsi yang meluas dari pusat hingga daerah.
c.  Lemahkan penegakan Hukum di Indonesia dengan cara meningkatkan budaya kemewahan serta opini kehidupan hedonis pada kalangan petinggi hukum kita, sehingga berbagai bentuk manipulasi hukum terjadi yaitu pasal-pasal hukum bisa diperdagangkan serta bisa diatur.
d. Dampak semua ini adalah semakin tidak diperhatikannya berbagai infrastruktur dan berbagai fasilitas umum oleh para petinggi daerah sehingga konsumerisme berbagai barang mewah sangat tinggi seperti berbagai jenis kendaraan mewah dan berbagai jenis alat komunikasi untuk melengkapi budaya hedonisme tadi. Semua ini akan bermuara kepada semakin mahalnya biaya tranportasi (macet dimana-mana) dan mahalnya biaya komunikasi. Akibat dari budaya hedonisme ini, maka semua menjadi tidak terukur dan tidak akan bisa terencana baik sehingga banyak fasilitas kepentingan umum menjadi terabaikan.

4. Menguasai Dominan secepatnya berbagai Sumber Daya Alam Indonesia diantaranya :
a. Kuasai sumber energi fosil serta sumber energi terbarukan diseluruh wilayah.
b. Kuasai dengan investasi, sumber mineral termahal Indonesia serta sumber mineral lainnya yang strategis.
c. Kuasai sumber protein berkualitas Indonesia (Peternakan-Perikanan).
d. Kuasai sumber pertanian strategis Indonesia.
e. Kuasai sumber aneka produk kreatif terbaik Indonesia.

5.Menguasai Sistem Keuangan dan jaringan Distribusi Indonesia.
Akan terlalu banyak dan panjang jika dirinci keseluruhannya, ternyata kita bangsa Indonesia selama ini, memilih pemimpin dalam setiap Pemilu kita adalah memilih para perampok dan para maling yang hanya sebagai oknum pemuas kepentingan hajat kemewahan hedonismenya. Bayangkan betapa biaya Negara Indonesia dihabiskan dalam nilai yang cukup besar hingga ratusan Triliun rupiah pada setiap Pemilu Nasional dan Pemilu daerah, ternyata hasilnya hanya terpilihnya para manipulator perampok dan para maling APBN dan APBD. Sebuah kerugian yang berkali-kali saling tumpang tindih. Dikuasainya berbagai potensi penting dan unggulan Indonesia oleh asing, ditambah dengan para pejabat yang lebih suka bernegosiasi dengan pihak asing (ada pemasukannya),  membuat hilangnya peluang kemampuan anak bangsa dalam mengelola nilai tambah SDA-nya sendiri.(Ashwin Pulungan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar