Rabu, 31 Maret 2010

Pelaksanaan UN 2010 Amburadul


Amburadulnya Pelaksanaan
Ujian Nasional SMP-SMA 2010
Oleh : Ashwin Pulungan

Pelaksanaan UN untuk SMP dan SMA dengan nilai standard 5,5 diseluruh Indonesia telah berjalan. Ada lima mata pelajaran yang diujikan secara nasional, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPS, IPA. Saat ini telah bermunculan sangat banyak kasus soal bocor serta ketidak jujuran pelaksanaannya yang terjadi disetiap Propinsi. Hal ini adalah merupakan indikator betapa parahnya kondisi pendidikan kita saat ini. Begitu juga Pemerintah yang ngotot melaksanakan UN tanpa memperdulikan keputusan MA melarang Pemerintah untuk melanjutkan pelaksanaan UN di Indonesia karena belum memenuhi kriteria standar kualifikasi yang seragam.  

Sangat disayangkan pelaksanaan UN 2010 ini sekaligus pengulangan pensosialisasian praktek pendidikan mafia dimana ada kasak-kusuk penjualan soal UN lalu saling contek-mencotek didalam ruang ujian yang dibiarkan para pengawas. Adanya guru sekolah yang sengaja membocorkan soal melalui SMS kepada setiap siswa dimana dibuktikan dengan mayoritas siswa membawa HP yang baru dikumpulkan beberapa menit akan berlangsungnya UN diruang ujian. Selanjutnya pembiaran pelanggaran tertib UN dengan membebaskan para siswa melakukan contek-mencotek saling lempar contekan. Apa artinya dikeluarkan biaya pengawasan dan pelaksanaan UN demi ketertiban dari uang rakyat akan tetapi para pengawas dan pelaksana  adalah pengawas dan pelaksana (tidak jujur) yang harus diawasi juga. Dapat saya katakan bahwa ajang UN kali ini merupakan “Pelaksanaan Kecurangan Ujian Nasional 2010”.


Pembocoran yang belum terunggkap banyak terjadi di tingkat Kabupaten, Kecamatan karena pada sudut-sudut daerah ini, pengawasan dan perhatian semakin mengecil. Pembuktian penulis, banyak siswa-siswi yang hampir setiap hari nongkrong dihalaman sekolah, nongkrong di Warnet, warung disekitar sekolah dengan alasan guru ada rapat dengan kata lain, banyak siswa yang malas belajar, tetapi bisa lulus UN. Inikah kualifikasi yang diinginkan Pemerintah Pusat untuk pencapaian ukuran kemampuan pemahaman siswa pada kurikulum mata-pelajaran ? Tidakkah ini merupakan pengkroposan dan pendegradasian kualifikasi siswa secara Nasional ?  
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional berusaha agar fasilitas sekolah, sumber daya pendidik dan pengajar serta sumber daya anak didik tersebut dapat sama antara sekolah yang ada di daerah maju maupun sekolah di daerah terpencil. Walau pada kenyataannya masih sangat berbeda-beda dan belum ada ukuran standar kesamaan kemampuan.
Berbagai cara dan upaya ditempuh oleh penguasa daerah agar pelajar di daerahnya meraih capaian nilai minimal kelulusan agar daerahnya dicap sebagai daerah maju, tidak tertinggal dalam bidang pendidikan, mulai dari menambah jam pembelajaran khusus untuk persiapan ujian Nasional, try-out ujian, sampai pengarahan khusus kepada guru-guru bidang studi yang diujikan secara nasional. Bahkan ada di suatu daerah yang hasil try-outnya menunjukkan hanya 7,89% pelajar yang dapat lulus. Jika sampai hari mendekati ujian nasional hasil nilai try-out tidak memuaskan maka akan ada strategi khusus untuk mendongkrak nilai ujian nasional didaerah agar mencapai nilai minimal kelulusan.

Strategi khusus inilah yang ditengarai oleh berbagai pihak sebagai tindak tidak jujur, mulai dari memberikan jawaban langsung ke peserta ujian maupun dengan merubah jawaban peserta ujian. Dari berbagai kasak-kusuk dengan beberapa pengajar dan pengawas di sekolah-sekolah di beberapa daerah, berikut ini adalah beberapa kenyataan buruk dan sangat curang yang dilaksanakan untuk mendongkrak nilai ujian nasional dengan cara yang tidak jujur :

A. Cara Mendapatkan Soal Ujian:
1.       Oknum Kepala dinas pendidikan tingkat kecamatan memberikan kunci jawaban kepada oknum kepala sekolah. Hal ini bisa dilaksanakan karena soal-soal ujian nasional disimpan di kantor dinas pendidikan tingkat kecamatan sehingga oknum petugas bisa membuka soal terlebih dahulu yang setelah menjawabnya kemudian soal dikembalikan lagi ke amplopnya. Walaupun dalam berita acara pengawasan penyimpanan soal dalam penjagaan polisi selama 24 jam.
2.       Oknum Kepala sekolah atau oknum panitia ujian tingkat sekolah membuka soal terlebih dahulu begitu soal tiba di sekolah. Hal ini bisa terjadi jika soal diambil sendiri oleh panitia ujian tanpa pengawalan dari petugas kecamatan pada pagi sebelum pelaksanaan ujian.
3.       Mengambil kelebihan jumlah soal untuk dikerjakan oleh oknum guru bidang studi. Dalam hal ini tentunya ada kerjasama dengan Oknum Panitia Ujian Tingkat Sekolah.
4.       Mencantumkan data pelajar yang sebenarnya sudah keluar dari sekolah untuk mendapatkan kelebihan jumlah soal.
5.       Cara-cara lainnya yang intinya memanfaatkan selang waktu antara kedatangan soal di sekolah dengan waktu pengerjaan soal oleh peserta ujian.
B. Cara Memberikan Jawaban Kepada Siswa
    Cara Langsung Yang Diketahui Siswa: 
    1. Memberikan melalui SMS di HP siswa. 
    2. Memberikan di kelas oleh seorang petugas khusus dari sekolah itu. 
        Modus ini dengan mempersilakan pengawas silang dari lain sekolah untuk menikmati hidangan pagi di  
        ruang khusus pada saat ujian tengah berlangsung. Sedangkan pengawasan kelas saat ujian diserahkan 
        sementara kepada pengawas khusus yang berasal dari sekolah itu. Nah pada saat itulah pengawas 
        pengganti memberikan kunci jawaban.
    3. Meletakkan jawaban di laci meja siswa sebelum ujian berlangsung. 
       Modus ini dapat terlaksana jika soal-soal ujian datang jauh lebih pagi dari pelaksanaan ujian sehingga  
       oknum panitia ujian dapat terlebih dahulu membuka soal dan menjawabnya.  
    4. Meletakkan jawaban di kamar mandi siswa. Modus ini dapat terlaksana dengan “berkoordinasi yang baik” 
       dengan pengawas silang untuk memperbolehkan peserta ujian ijin ke kamar kecil pada saat ujian 
       tengah berlangsung.

     Cara Tidak Langsung yang Tidak Diketahui Siswa:
Hanya ada satu cara saja yakni dengan merubah jawaban pada lembar jawaban yang telah dikerjakan siswa. Modus ini dengan memanfaatkan jeda waktu antara pengumpulan lembar jawaban dan pengiriman lembar jawaban ke kantor Dinas Kabupaten. Pemanfaatan jeda waktu ini bermacam-macam tergantung dari situasi pengawasan oleh pihak lain di sekolah itu.

a.       Lembar jawaban yang telah disegel dan diperlihatkan oleh pengawas dari pihak lain dibuka kembali di suatu tempat khusus untuk dirubah jawabannya. Setelah itu baru dikirim ke Panitia Tingkat Kabupaten. Jadi kalau ada sekolah yang terlambat dalam mengumpulkan lembar jawab ujian maka sekolah itu patut dicurigai telah melakukan modus ini.

b.      Peserta ujian begitu selesai ujian “segera diusir” untuk segera meninggalkan lokasi ujian. Setelah itu giliran oknum panitia ujian yang masuk ke ruang ujian untuk merubah jawaban sebelum lembar jawaban dimasukkan ke amplop bersegel.

Sebenarnya Pemerintah telah berusaha mencegah terjadinya tindak kecurangan dalam penyelenggaraan UN dengan menerbitkan Standar Operasional UN, misal segala alat komunikasi dilarang dibawa masuk ke dalam ruang ujian baik oleh peserta ujian maupun pengawas ujian, namun dalam kenyataannya masih banyak oknum pengawas yang masih membawa HP ke dalam ruang ujian. 

Untuk pelaksanaan UN 2010  telah dialokasi dana sebesar Rp 563 miliar untuk pelaksanaan Ujian Nasional (UN), namun pemerintah kembali mengajukan tambahan anggaran hingga Rp 30 miliar. Dana tersebut sedianya akan digunakan untuk melengkapi jumlah pemantau atau penagwas UN yang saat ini jumlahnya dirasa belum optimal.

Anggota Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Prof Mungin Eddy Wibowo mengatakan, jumlah pengawas UN di tiap satuan selama ini hanya satu orang.Padahal efektifnya, di setiap sekolah harus diawasi oleh minimal 2 orang tenaga pemantau.
Dia menambahkan, penambahan pengawas ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karenanya, pemerintah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 30 milar untuk difokuskan pada penambahan tenaga pengawas UN. Kendati demikian, jika mendekati pelaksanaan UN, usulan penambahan anggaran tersebut belum disyahkan oleh DPR, menurutnya, secara terpaksa UN akan diawasi satu tenaga di setiap sekolah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Modus kecurangan yang paling umum adalah dengan memberi tanda pada lembar jawaban, biasanya berupa tanda titik di dalam tanda lingkaran jawaban yang harus dihitamkan. Kalau ada pengawasan silang maka pengawas silang dari lain sekolah dipersilahkan hanya menjaga ujian saja setelah soal dan lembar jawaban dibagikan, urusan membagi soal dan lembar jawaban dilakukan oleh petugas dari sekolah tersebut.
Modus ini dilakukan oleh sebagian sekolah-sekolah dengan jumlah peserta sedikit baik di daerah perkotaan apatah lagi di pedesaan.

Sebenarnya pelaksanaan ujian nasional sangat sulit bisa dicurangi, jika Standar operasional Ujian Nasional dilaksanakan dengan penuh disiplin. Namun budaya ewuh pakewuh masih sangat kental di negeri ini sehingga merasa tidak enak jika dianggap tidak bisa kerja sama dalam kesalahan dan kecurangan antar sekolah-sekolah walau dalam kapasitas sekala Ujian Nasional.
Aliansi Pelajar dan Masyarakat Tolak Ujian Nasional telah membuka posko nasional pengaduan kecurangan UN 2010 di Kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jakarta Pusat. Hal ini terkait banyaknya kasus kecurangan dan pelanggaran UN di tahun sebelumnya serta ditahun ini.

Berdasarkan data yang dihimpun, Ahad (21/3/2010), banyak kecurangan atau kebocoran dalam UN dinilai sebagai akibat belum siapnya pemerintah dalam penyelenggaraan UN. Selain itu, banyak pula sarana dan akses informasi yang tidak lengkap. Dengan adanya posko tersebut, para pelajar dan guru dapat mengadukan jika menemukan kecurangan. Pengaduan akan diteruskan ke Komisi Nasional Anak dan Komnas Hak Asasi Manusia.

Beberapa laporan langsung dari kenyataan lapangan peserta ujian Nasional 2010 :

Ibnu Daaris, Jumat, 26-Maret-2010

Saya peserta ujian dari Kudus, saya kecewa dengan pelaksanaan UN 2010. Banyak terjadi kecurangan. HP tetap masuk kelas, pengawas "sok" jadi pahlawan (membiarkan peserta untuk mencontek), dan yang ironis, setengah jam sebelum mata ujian Biologi MTK dan Kimia dimulai, banyak sms yang beredar (awalnya dari SMA tetangga) tentang kunci jawaban soal mata pelajaran tersebut. dan setelah mengerjakan soal, semuanya benar. saya yang mengerjakan dengan serius merasa ini semua tidak adil. tolong diusut.

I k a, Jumat, 26-Maret-2010

Saya murid sma di kabupaten malang. hm. . ini adalah hari terakhir unas. tapi, saya benar - benar merasa dongkol dalam hati. saya mengerjakan unas sepenuh hati saya, saya berjuang mati-matian demi mendapat hasil yang baik. Tapi saya tercengang melihat KUNCI JAWABAN YANG BEREDAR SEBELUM UJIAN DIMULAI. Saya tidak tahu darimana teman-teman saya mendapatkannya. Tapi, Hampir semua murid sekolah di rayon kami menggunakan jawaban itu. DAN FAKTANYA : dari 40 soal MATEMATIKA, 40 jawaban yang tertulis SEMUANYA BENAR. dari 40 soal FISIKA, 37 JAWABAN BENAR. INI TIDAK ADIL.. TIDAK ADIL. . bakal muncul nilai yang melejit tinggi dari anak yang tidak pernah belajar. UNAS TELAH GAGAL !

Kristiadi, Jumat, 26-Maret-2010

Kami prihatin terhadap cara pemerintah membuat soal, ada beberapa kesalahan yang mendasar ketika membuat atau mengedit soal, dalam mata uji geografi terdapat dua nomor yakni 13 dan 33 pada opsion pernyataan terdapat nomor ganda padahal opsion itu merupakan salah satu jawaban yang dipilih. Mengapa bisa terjadi ? padahal ujian ini tingkat nasional...apakah ini hanya kesalahan teknis…. atau keteledoran.

Sriwijaya Post - Kamis, 25 Maret 2010

PALEMBANG - Indikasi kebocoran soal Ujian Nasional (UN) terungkap melalui pengakuan salah seorang siswa berinisial FA yang juga merupakan peserta ujian. Rabu (24/3) ia mengatakan, bahwa ketenangan yang mantab dari siswa-siswi dalam mengerjakan soal-soal UN tidak terlepas dari adanya kunci jawaban yang diberikan kepada semua siswa.
Cerdik dan tersusun rapi. Demikian ia menceritakan cara guru-guru membagikan potongan kertas kecil berukuran 6 cm berisi jawaban soal yang akan diujikan.
"Setiap pagi sekitar jam enam kami duduk berjejer di depan ruangan. Kemudian guru membagikan kertas jawaban itu”, jelasnya.
Hal itu menurutnya bukan tidak diketahui pihak lainnya. Bahkan pengawas ruangan seolah sudah maklum dengan upaya yang dilakukan guru untuk meluluskan siswa-siswinya.

JAKARTA, TRIBUN- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menerima surat yang berisi laporan kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional 2010, Senin, (22/3/2010). Hal itu disampaikan oleh Pengacara Publik LBH Jakarta Muhamad Isnur di kantor LBH, jalan Diponogoro, Jakarta. "Namun, si pengirim surat itu tidak mau namanya disebutkan," katanya. Dalam surat tertulis, bahwa salah satu yayasan bimbingan belajar dan  sekolah swasta di Jakarta Selatan itu telah melakukan kecurangan dengan membocorkan soal dan jawaban Ujian Nasional tahun 2010 pada peserta program akselerasi. Terkait laporan itu, LBH sudah menyebarkan timnya di beberapa titik di sekolah-sekolah untuk memastikan kebenarannya. "Laporan seperti ini kan harus di cek. Kalau salah bisa menimbulkan fitnah kan," tutup Muhamad Isnur.

Sungguh luar biasa kebobrokan dunia pendidikan kita. Apakah para petinggi Kemeterian Pendidikan dan petinggi Negara dan Daerah menyadari ini semua dan mau bersegera memperbaiki kebobrokan ini ? Ini adalah awal keruntuhan bangsa dan NKRI kedepan (Red. AP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar