“Perencanaan Finansial Pendidikan Sang Buah Hati”
Oleh : Ashwin
Pulungan
Setiap orang tua baik suami maupun istri
selalu mendambakan kelahiran seorang atau beberapa orang turunan buah hati
didalam kehidupan keluarganya. Betapa gamang dan hambarnya hidup ini jika sang
buah hati belum hadir. Sang buah hati merupakan titipan dari Yang Maha Kuasa
kepada kita sebagai orang tua, titipan ini dimaksudkan oleh Yang Maha Kuasa untuk
disayangi, dipelihara, dirawat, dibesarkan, dididik sesuai dengan etika ke-Ilahian
agar kelak sang buah hati menjadi manusia berakhlak mulia dan berilmu tinggi yang
menyayangi serta memelihara lingkungannya lalu mengerti untuk bersyukur dalam
beribadah kepada Allah SWT Yang Maha Pencipta. Putra-putri kita merupakan kader sumber daya manusia kita untuk menerima estafet kehidupan produktif
selanjutnya dalam rangka melanjutkan secara bernilai tambah kemaslahatan bagi
sesama yang telah kita bangun selama ini. Oleh karena itu kita sebagai orang
tua membutuhkan wadah pembentukan manusia Indonesia yang jujur dan berakhlak
mulia yaitu melalui pendidikan yang baik serta berkualitas.
Pendidikan bagi putra-putri kita adalah
merupakan bagian penting lanjutan dari proses menuju pembentukan manusia
seutuhnya, berkarakter nasionalis dan agamis. Harapan kita kedepan sebagai
orang tua, agar putra-putri kita kelak menjadi orang yang jauh lebih baik dari
kondisi kehidupan kita saat ini. Pendidikan merupakan ajang untuk memperbanyak serapan
ilmu memperkaya bank data informasi serta pengetahuan dan kiat hidup pada memori
anak menuju pendewasaan dan pematangan putra-putri kita untuk kesiapan,
ketahanan serta kemandirian rencana masa depan
mereka. Dengan kata lain, masa sejak taman kanak-kanak adalah merupakan masa
pendidikan tentang hubungan sosial anak serta pembentukan kreatifitas dan
keterampilan serta budi pekerti anak, sedangkan masa sekolah SD, SMP, SMA,
merupakan periode penyerapan ilmu pengetahunan dan budi pekerti yaitu masa
men-download ilmu pengetahuan dan keterampilan kedalam memori. Sedangkan
Perguruan Tinggi adalah periode men-download ilmu dalam tahap kemampuan
analisis, dalam nilai-nilai yang lebih rinci yang bernilai tambah terhadap
suatu cabang ilmu serta professi.
Pelaksanaan pendidikan yang sedang berjalan
saat ini di Indonesia,
tidak stabil dalam pendanaannya, terlihat dari dana BOS (Bantuan Operasional
Sekolah) yang masih diragukan kelanjutannya untuk beberapa tahun mendatang.
Kemudian pada tingkat jenjang pendidikan SMA, SMK pembiayaan dari Pemerintah
pusat sebagian besar sudah diserahkan penanggulangan pembiayaannya kepada
sekolah dan Pemerintah Daerah setempat. Sehingga biaya pendidikan sejak SMA
sampai Perguruan Tinggi menjadi mahal serta terbebani cukup berat kepada para
orang tua diberbagai daerah Indonesia,
apalagi para orang tua yang berpendapatan tetap. Walaupun kita ketahui ada
beberapa daerah Propinsi ber-kinerja baik yang telah menanggung pembiayaan
sepenuhnya hingga sekolah menengah atas, akan tetapi masih banyak Propinsi yang
belum mampu. Mahalnya biaya pendidikan yang dimulai pada jenjang SMA hingga
Perguruan Tinggi inilah yang menjadi problema pembiayaan pendidikan bagi banyak
orang tua di Indonesia.
Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan keuangan yang matang bila ingin
mencapai hasil yang baik. Untuk
membiayai proses penyelesaian pendidikan pada jenjang SMA selama 3 tahun bagi
seorang anak didik (tahun 2012), biaya total yang dikeluarkan oleh orang tua (uang
transport, konsumsi, keperluan sekolah, dan lain-lain) bisa mencapai ±Rp. 40.000.000,-
(Empat puluh juta rupiah), kemudian
biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sampai selesai selama 3,5 Tahun bisa
mengeluarkan dana minimal sebesar ±Rp. 90.000.000,-
sehingga total dana yang perlu dipersiapkan guna membiayai sejak SMA sampai
lulus di Perguruan Tinggi sejumlah Rp. 130.000.000,-. (seratus tiga puluh juta
rupiah). Suatu jumlah yang cukup besar nilainya bagi sejumlah besar kalangan
para orang tua di Indonesia
saat ini. Selama pemerintah RI belum mampu secara keseluruhan untuk
merealisasikan Pasal 31 ayat 1,2,3 tentang pendidikan dalam UUD 1945 terhadap jaminan seluruh
jenjang pendidikan dengan gratis bagi seluruh rakyat Indonesia, maka
perencanaan keuangan untuk putra-putri bagi setiap orang tua melalui perbankan terpercaya yang
dapat memberikan manfaat tepat momen serta kemungkinan mendapatkan fasilitas kebebasan finansial yang terukur adalah sangat
diperlukan serta dinanti-nantikan.
Bagaimana para orang tua yang berpendapatan
tetap bisa mempersiapkan pendanaan sebesar ±Rp. 130 juta tersebut untuk
pendidikan menengah atas sampai perguruan tinggi bagi seorang anaknya, tentu
untuk menjawabnya mau tidak mau diperlukan suatu solusi perbankan melalui beraneka Bank pelaksana yang telah mempersiapkan program produk perbankan tersebut untuk putra-putri
kita. Untuk mendapatkan kemudahan transaksi, ada beberapa tawaran produk dana pendidikan dari beberapa Bank untuk kesejahteraan keluarga dimasa depan, bisa menjadi alternatif pilihan
finansial yang menarik dalam hal suatu layanan perbankan.
Kemudian untuk memelihara kelangsungan persahabatan dengan para nasabah serta
untuk memberikan pelayanan yang prima serta way-out terbaik kepada para
nasabah, banyak Bank memberanikan diri "siap melayani Anda”. (Ashwin
Pulungan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar