Selasa, 08 Mei 2012

Perencanaan Finansial Pendidikan Sang Buah Hati


“Perencanaan Finansial Pendidikan Sang Buah Hati”


Oleh : Ashwin Pulungan

     Setiap orang tua baik suami maupun istri selalu mendambakan kelahiran seorang atau beberapa orang turunan buah hati didalam kehidupan keluarganya. Betapa gamang dan hambarnya hidup ini jika sang buah hati belum hadir. Sang buah hati merupakan titipan dari Yang Maha Kuasa kepada kita sebagai orang tua, titipan ini dimaksudkan oleh Yang Maha Kuasa untuk disayangi, dipelihara, dirawat, dibesarkan, dididik sesuai dengan etika ke-Ilahian agar kelak sang buah hati menjadi manusia berakhlak mulia dan berilmu tinggi yang menyayangi serta memelihara lingkungannya lalu mengerti untuk bersyukur dalam beribadah kepada Allah SWT Yang Maha Pencipta. Putra-putri kita merupakan kader sumber daya manusia kita untuk menerima estafet kehidupan produktif selanjutnya dalam rangka melanjutkan secara bernilai tambah kemaslahatan bagi sesama yang telah kita bangun selama ini. Oleh karena itu kita sebagai orang tua membutuhkan wadah pembentukan manusia Indonesia yang jujur dan berakhlak mulia yaitu melalui pendidikan yang baik serta berkualitas.


     Pendidikan bagi putra-putri kita adalah merupakan bagian penting lanjutan dari proses menuju pembentukan manusia seutuhnya, berkarakter nasionalis dan agamis. Harapan kita kedepan sebagai orang tua, agar putra-putri kita kelak menjadi orang yang jauh lebih baik dari kondisi kehidupan kita saat ini. Pendidikan merupakan ajang untuk memperbanyak serapan ilmu memperkaya bank data informasi serta pengetahuan dan kiat hidup pada memori anak menuju pendewasaan dan pematangan putra-putri kita untuk kesiapan, ketahanan serta kemandirian rencana masa depan  mereka. Dengan kata lain, masa sejak taman kanak-kanak adalah merupakan masa pendidikan tentang hubungan sosial anak serta pembentukan kreatifitas dan keterampilan serta budi pekerti anak, sedangkan masa sekolah SD, SMP, SMA, merupakan periode penyerapan ilmu pengetahunan dan budi pekerti yaitu masa men-download ilmu pengetahuan dan keterampilan kedalam memori. Sedangkan Perguruan Tinggi adalah periode men-download ilmu dalam tahap kemampuan analisis, dalam nilai-nilai yang lebih rinci yang bernilai tambah terhadap suatu cabang ilmu serta professi. 

    Pelaksanaan pendidikan yang sedang berjalan saat ini di Indonesia, tidak stabil dalam pendanaannya, terlihat dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang masih diragukan kelanjutannya untuk beberapa tahun mendatang. Kemudian pada tingkat jenjang pendidikan SMA, SMK pembiayaan dari Pemerintah pusat sebagian besar sudah diserahkan penanggulangan pembiayaannya kepada sekolah dan Pemerintah Daerah setempat. Sehingga biaya pendidikan sejak SMA sampai Perguruan Tinggi menjadi mahal serta terbebani cukup berat kepada para orang tua diberbagai daerah Indonesia, apalagi para orang tua yang berpendapatan tetap. Walaupun kita ketahui ada beberapa daerah Propinsi ber-kinerja baik yang telah menanggung pembiayaan sepenuhnya hingga sekolah menengah atas, akan tetapi masih banyak Propinsi yang belum mampu. Mahalnya biaya pendidikan yang dimulai pada jenjang SMA hingga Perguruan Tinggi inilah yang menjadi problema pembiayaan pendidikan bagi banyak orang tua di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan keuangan yang matang bila ingin mencapai hasil yang baik.  Untuk membiayai proses penyelesaian pendidikan pada jenjang SMA selama 3 tahun bagi seorang anak didik (tahun 2012), biaya total yang dikeluarkan oleh orang tua (uang transport, konsumsi, keperluan sekolah, dan lain-lain) bisa mencapai ±Rp. 40.000.000,-  (Empat puluh juta rupiah), kemudian biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sampai selesai selama 3,5 Tahun bisa mengeluarkan dana minimal sebesar ±Rp.  90.000.000,- sehingga total dana yang perlu dipersiapkan guna membiayai sejak SMA sampai lulus di Perguruan Tinggi sejumlah Rp. 130.000.000,-. (seratus tiga puluh juta rupiah). Suatu jumlah yang cukup besar nilainya bagi sejumlah besar kalangan para orang tua di Indonesia saat ini. Selama pemerintah RI belum mampu secara keseluruhan untuk merealisasikan Pasal 31 ayat 1,2,3 tentang pendidikan dalam UUD 1945 terhadap jaminan seluruh jenjang pendidikan dengan gratis bagi seluruh rakyat Indonesia, maka perencanaan keuangan untuk putra-putri bagi setiap orang tua melalui perbankan terpercaya yang dapat memberikan manfaat tepat momen serta kemungkinan mendapatkan fasilitas kebebasan finansial yang terukur adalah sangat diperlukan serta dinanti-nantikan.

    Bagaimana para orang tua yang berpendapatan tetap bisa mempersiapkan pendanaan sebesar ±Rp. 130 juta tersebut untuk pendidikan menengah atas sampai perguruan tinggi bagi seorang anaknya, tentu untuk menjawabnya mau tidak mau diperlukan suatu solusi perbankan melalui beraneka Bank pelaksana yang telah mempersiapkan program produk perbankan tersebut untuk putra-putri kita. Untuk mendapatkan kemudahan transaksi, ada beberapa tawaran produk dana pendidikan dari beberapa Bank untuk kesejahteraan keluarga dimasa depan, bisa menjadi alternatif pilihan finansial yang menarik dalam hal suatu layanan perbankan.  Kemudian untuk memelihara kelangsungan persahabatan dengan para nasabah serta untuk memberikan pelayanan yang prima serta way-out terbaik kepada para nasabah, banyak Bank memberanikan diri "siap melayani Anda”.  (Ashwin Pulungan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar